Tangkuban Perahu yang terkenal dengan Legendanya

Kalau di Jawa Timur terkenal dengan gunung Bromo nya maka Jawa Barat terkenal juga dengan gunung Tangkuban Prahu nya
Wisata Gunung Tangkuban Perahu  yang terkenal dan melegenda, berlokasikan tepat berada pada ketinggian 2.084 m diatas permukaan laut, tentunya gunung tangkuban perahu ini memiliki suhu rata-rata yang cukup rendah dan diperkirakan sekitar 15⁰-17⁰ C pada siang hari dan 5⁰-2⁰C pada malam hari sehingga saya sarankan wisatawan membawa jaket tebal jika berwisata ke gunung tangkuban perahu. selain itu, gunung tangkuban perahu juga berada diantara perbatasan Bandung dan Subang sehingga secara administratif gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh 2 (dua) dinas perum perhutani yaitu kabupaten bandung barat dan kabupaten subang.
Gunung Tangkuban Perahu memiliki destinasi wisata dan pemandangan yang sangat indah yaitu berupa kawah, terdapat 3 (tiga) kawah yang bisa wisatawan kunjungi ketika berwisata ke gunung tangkuban perahu, pertama kawah ratu yang merupakan kawah terbesar di antara kawah-kawah yang lain yang ada gunung tangkuban perahu, kedua kawah domas merupakan kawah kecil namun unik karena kawah ini memancarkan semburan air panas dan yang lebih uniknya lagi dari kawah domas ini wisatawan bisa memasak telur dengan cara meredam telur kedalam air panas tersebut dan asyiknya lagi dari kawah domas ini adalah wisatawan dapat merendam kaki di air panas untuk sekedar melepas lelah dan menghilangkan pegal-pegal setelah seharian berkeliling menikmati keindahan gunung tangkuban perahu, ketiga Kawah Upas, untuk menuju kawah ini wisatawan harus berjalan sekitar 1,2 KM dari kawah Ratu, atau sekitar 25 menit dengan berjalan kaki. 
Kawah Gunung Tangkuban Prahu-Foto Guwanto

 Legenda Gunung Tangkuban Prahu
Tangkuban perahu sendiri mengadung arti Perahu yang terbalik, karena memang bentuknya mirip dengan sebuah perahu yang terbalik. Dan menurut legenda masyarakat setempat Jawa Barat menerangkan,Bahwa  Tangkuban Perahu adalah perahu yang terbalik dan dari situlah awal mula tangkuban perahu.
Awal kisah menurut sumber masyarakat sekitar,Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Nyai Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi.
Maka mau tak mau akibatnya, sesuai dengan sumpahnya” Dayang Sumbi harus menikahi Anjing  Tumang .Beberapa waktu kemudian,Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya.
Selanjutnya,Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa. di suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya.
Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya. Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya.
Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri.
Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing. Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air.
Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi. Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu.
Dalam cerita di kisahkan,Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.( Dari beberapa sumber)















Tidak Berjumlah Seribu Tetapi Namanya Grojogan Sewu

Obyek wisata ini terletak di Tawangmangu dilereng Gunung Lawu , Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah namanya  Air terjun Grojogan Sewu  Grojogan Sewu dari  Karanganyar berjarak 27 km .  Meski namanya air terjun Grojogan Sewu  tetapi tidak berjumlah seribu, memang ada beberapa titik air terjun yang dapat dinikmati di sini. Kata sewu dalam bahasa Jawa memang berarti seribu .  Air terjun tertinggi yang ada tingginya sekitar 80 meter.Udara disekitar air terjun sangat sejuk ,sedang dibawahnya banyak bebatuan.
Untuk menuju ke obyek wisata ini bisa dari Solo atau dari Sarangan dan kami lewat jalur yang dari Sarangan . Pemandangan alam sepanjang perjalanan Sarangan -Tawangmangu sangat indah meskipun harus
melewati jalan jalan  tanjakan khas daerah Gunung Lawu .   
Grojogan Sewu -  Foto : Guwanto

Tangga batu ke air terjun

Batu berserak  dibawah air terjun

Mendaki Gunung Kelud

Waktu itu kawah gunung Kelud masih belum ada gundukan akibat letusan ,kawahnya berbentuk danau
dan kita bisa turun sampai dibibir kawah.Gunung kelud merupakan salah satu gunung api yang masih aktif, meskipun begitu keindahan gunung ini memiliki daya tarik sendiri untuk para wisatawan. Untuk kepuncak
Gunung Kelud bisa lewat Kediri atau Blitar .
Apabila ingin dengan mudah mencapai gunung Kelud, anda bisa melewati kecamatan Wates Kediri. Jalan sudah memang telah disediakan untuk wisatawan, namun aksesnya terbatas tidak bisa sampai bibir kawah. Apabila anda ingin mencapai bibir kawah, anda bisa naik melewati Karangrejo, Garum, Blitar atau melalui Tulungrejo, Gandusari, Blitar. Rute ini tidak untuk wisatawan biasa, namun cocok untuk yang suka bertualang.
Rute ini memakan waktu yang lumayan lama. Untuk mencapai pos 3 membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam. Dan dari pos 3 untuk mencapai bibir kawah membutuhkan waktu sekitar 1 – 2 jam perjalanan.
Gunung ini memiliki ketinggian 1731 M 


Di Areal Pos pengamatan Gunung Kelud
Di Lereng Gunung Kelud
Di Bibir Kawah Gunung Kelud waktu  masih utuh