Merasakan Tidur di Gubuk Penambang Belerang


Pengalaman ini tentu tidak patut untuk ditiru , waktu itu tanggal 17 Agustus bertepatan dengan HUT. RI , tanpa direncanakan tiba tiba salah satu teman mengajak kami untuk mendaki kepuncak Gunung Welirang menurut dia tidak susah kok untuk mendaki Welirang  katanya kita ikuti saja jalur jalan setapak penambang belerang pasti tidak tersesat .
Melihat cuaca  yang cerah akhirnya kami bertiga memutuskan untuk berangkat mendaki lewat jalur Pandaan-Tretes tanpa disertai bekal  pendaki yang memadai.
Puncak Gunung Welirang-Foto : Guwanto
Berbekal jaket dan pakaian yang melekat dibadan disertai masing masing nasi bungkus , air satu jerigen kecil & kamera  kami dengan PD nya nekat berangkat .Jalur yang digunakan sesuai saran teman kami tsb. perjalanan cukup lancar meskipun medannya menanjak pada  jam 14.00 kami sudah melihat puncak  Welirang  tinggal sedikit lagi kami akan mencapainya namun tiba-tiba kami bertiga merasakan pusing sekali rupanya saat itu "mountain sickness" menyerang kami,untung pusingnya segera hilang dan sore itu juga kami sudah berada dipuncak , saat itu kami putuskan untuk tidak kembali turun karena hari mulai gelap .
Didepan Gubuk Penambang
Beruntung di areal puncak terdapat beberapa gubuk tempat peristirahatan penambang belerang yang malam itu tidak digunakan , karena tidak bawa perlengkapan camping maka malam itu kami tidur di gubuk itu beralaskan tikar seadanya ,lumayan didalam tidak terlalu dingin ,apa jadinya kalau gubuk itu tidak ada. Suasana gelap gulita korekpun kami tidak bawa hanya sesekali sinar rembulan menerangi ,dalam suasana sepi & gelap itu tiba tiba terdengar suara krosak krosak dibawah kaki kami sepertinya ada benda yang bergerak kesana kemari ternyata benda benda itu adalah tikus gunung yang ukurannya lumayan besar dan  rupanya malam itu akan beroperasi mencari sisa sisa makanan penambang.
Rimbunnya pohon dilereng Welirang
   
Di Puncak Welirang